Rasiti (50 th), Madasari, 022
Salamet Dina Bufet
Waktu itu, aku berada di dalam rumah sedang memasak di dapur. Belum sempat lari kemana-mana ketika air air datang. Aku hanya berputar-putar mengikuti arus yang sangat kencang di dalam rumah itu. Ketika itu aku bingung tidak bisa berbuat apa-apa, kecuali pasrah dan berdoa, supaya diselamatkan dari bencana itu.
Di luar dugaan sebelumnya, tiba-tiba di depanku datang mendekat sebuah buffet (tempat gerabah), maka aku naik ke sana. Ketinggian air diatas buffet itu setinggi paha. Sampai akhirnya drama yang berlangsung sekitar 5 menit itu, alhamdulillah aku selamat. Boleh dikatakan aku selamat melalui perantaraan buffet itu.
Setelah air surut, maka aku langsung lari ke Pasir Benda dengan membawa barang seadanya yang bisa diselamatkan. Di sana ternyata sudah ada pengungsi lain, seperti : Bi Amah Hadis, Bi Saonah, Si Gugi, Si Rio, dan yang lain-lain.
Di sana kami semalaman dan tetap berjaga-jaga dari kemungkinan tsunami susulan. Dan benar juga ternyata, semalam itu terjadi lagi tsunami susulan sebanyak dua kali, yaitu jam 23.00 WIB dan jam 01.00 WIB dini hari.
Besok harinya kami berduyun-duyun mengungsi ke Balai Desa Masawah dengan kendaraan yang sudah disediakan oleh para relawan tetangga desa dan juga pemerintahan desa. Di sana kami bergabung dengan para pengungsi lain dari kampung kami dan dari tetangga desa, seperti Kentrung, Cidadap, dan Logodor (Desa Legok Jawa).
No Response to "Rasiti (50 th), Madasari, 022"
Posting Komentar